
Di sini aku gak bakal bahas tentang jalannya pertandingan, karena aku sendiri belum terlalu lihai menganalisis pertandingan, Cuma tau soal offside, handsball, pinalti, corner kick, kick off, sama gol. Masalah taktik belum terlalu paham. Biarlah berita yang menjelaskan jalannya pertandingan beserta analisisnya.
Aku cuma mau mengkritik ucapan komentator yang sering ngomong, bukan pakar bola. Setelah pinalti dari Konate Makan yang membuat Persib unggul di menit ke-90 dan pertandingan berlanjut dimana bola berada di pertahanan Persib dan dikuasai Ayeyawady, pakar bola ngomong, “Dengan kondisis Ayeyawady seperti ini, bukan tidak mungkin mereka (Ayeyawady) bisa menyamakan bahkan memenangkan pertandingan ini.”
Habis itu si komentator menimpali, “Tapi dengan kondisi yang seperti ini, 90% kemungkinan Persib bisa lolos sebagai juara grup dan melawan Kitchee SC,” tepat setelah komentator selesai mengucapkan huruf ‘c’, Ayeyawady mencetak gol, baru beberapa saat setelah eksekusi pinalti Konate Makan. Itu menjadi gol terakhir pada pertandingan ini.
Memang sih, hasil seri tetap membawa Persib menjadi juara grup, tapi kenapa seoptimis itu sih? Pertandingan belum selesai udah berani ngasih deduksi soal hasil akhir, untung bener, kalau salah?
Bola itu bundar, apapun bisa terjadi dalam sepakbola, seperti pertandingan Final Champion League 1998/1999 yang dimenangkan Manchester United. 2 gol kemenangan dicetak menit-menit akhir, gol yang tidak pernah diprediksi akan tercipta karena waktu itu Munchen unggul 1-0.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan berkomentar seperti itu, karena itu adalah bentuk keoptimisan kita sebagai pendukung salah satu tim domestik untuk bisa berjaya di kompetisi internasional, sekelas AFC Champion League. Tapi, janganlah ngomong seakan kita Tuhan di depan umum, apalagi kalau sebagai komentator.
Menurutku bicara seperti itu menunjukkan kalau orang itu bukan pecinta bola, karena
Bola itu bundar, hanya pecinta bola yang paham tentang ini.