Di beberapa postinganku, terutama yang bagian #DiQi dan #FiQi, biasanya aku memakai nama samaran. Ini kulakukan demi privasi dari setiap orang yang kuceritakan, dan beberapa adegan juga tidak sesuai realita, kadang ada beberapa kejadian yang berada di waktu yang berbeda kugabungkan bahkan ada adegan yang kulebih-lebihkan. Jadi, jangan anggap ini semua terjadi di dunia nyata ya, walaupun sudut pandangnya adalah ‘aku’ di #DiQi dan #FiQi.
Nah, setelah bikin rubrik “Kamus Bahasa Coqi”, kali ini aku mau bikin rubric “Who Is”. Jadi, isinya nanti tentang siapa sih orang-orang yang ada di cerita-ceritaku. Aku tetap merahasiakan identitas mereka, aku Cuma menjelaskan sifat-sifat mereka di sini, dan hal-hal yang mungkin bisa membantu kalian membayangkan mereka di cerita-ceritaku.
Untuk edisi perdana, aku mau bahas tentang salah satu tokoh guru, yaitu “Manox”. Beliau muncul pertama kali pas Pulpen. Manox itu sendiri kepanjangan dari Mama Ninox, jadi gelar beliau sebenarnya Ninox, tapi karena murid terasa lancang kalau Cuma manggil nama, jadi ditambahin gelar ‘Mama’ di depan, akhirnya biar gampang disambung aja deh, jadi deh panggilan ‘Manox’.
Manox ini adalah guru Bahasa Indonesia, beliau ikut Teater waktu kuliah dan pernah menjadi pembimbing ekskul Teater, sekarang aktif di eksul Mading, tempatku berada. Sebagai ‘orang Teater’, gaya beliau saat mengajar sangat menyenangkan, seringkali mengajar dengan penuh ekspresi, itu yang membuatku tidak pernah mengantuk saat mata pelajaran beliau. Saat cerita-cerita pun beliau penuh ekspresi, layaknya saat menjadi peserta bercerita, seru deh pokoknya sama beliau.
Kayaknya itu aja deh yang bisa kuceritain tentang Manox, tunggu edisi ‘Who Is’ selanjutnya!