Pariwisata sekarang tidak hanya dipandang sebagai tempat untuk bersenang-senang belaka. Tempat wisata yang estetik atau penuh dengan latar cinta dan latar lainnya bukan lagi daya tarik. Meningkatnya pemahaman mengenai pentingnya kesehatan baik itu fisik dan mental membawa pariwisata ke arah wellness tourism. Market insight tren wellness tourism memperlihatkan hasil yang menarik, potensi ini bisa dilihat sebagai peluang di tahun 2025 untuk Indonesia.
Wellness Tourism: Jalan-Jalan untuk Kesehatan
Sebenarnya, apa itu wellness tourism? Secara definisi, wellness tourism adalah kegiatan yang tidak hanya berfokus pada liburan untuk mengistirahatkan tubuh, tetapi menjadi ajang untuk meningkatkan kesehatan baik fisik maupun mental. Hal ini terwujud dengan paket-paket liburan yang menyediakan beragam kegiatan yang menyangkut hal tersebut.
Tren ini mengajak pelaku pariwisata tidak hanya menampilkan keindahan atau keunikan suatu tempat yang bersifat satu arah, tetapi harus bisa memberikan manfaat nyata kepada wisatawan. Turis tidak lagi liburan hanya karena penasaran dengan suatu tempat atau mengisi beranda media sosial mereka dengan foto-foto menarik, mereka butuh lebih dari itu.
Apa saja tren wellnes tourism yang bisa diterapkan Indonesia di tahun 2025?
Mempermuda Usia Biologis
Perkembangan kesehatan pada manusia sudah sampai pada tahap bahwa usia bukan sekadar dihitung dari tanggal kelahiran. Usia yang dihitung dari tanggal kelahiran disebut sebagai usia kronologis. Selain usia kronologis, sekarang dikenal pula istilah usia biologis.
Usia biologis adalah istilah untuk menunjukkan usia organ tubuh seseorang. Usia biologis dapat berbeda dari usia kronologis, bisa lebih tua atau muda tergantung pada hasil pengecekan terhadap performa tubuh seseorang.
Tren wellness tourism mengajak wisatawan untuk mempermuda usia biologis yang akan berdampak terhadap usia kronologis yang berpotensi lebih panjang. Beberapa contoh pariwisita terkait adalah The Yoga Barn di Ubud, Bali dan Rumah Atsiri di Karang Anyar, Jawa Tengah.
The Yoga Barn mengajak wisatawan untuk melakukan yoga dan meditasi, terapi aquatic bodywork atau sensasi pijat di air hangat dan terapi melukis. Rumah atsiri mengajarkan wisatawan mengenai tanaman aroma dan memperkenalkan proses produksi minyak atsiri.
Ruang Bagi Nomadisme Modern
Nomaden adalah salah satu fase pada peradaban manusia saat kita masih menjadi manusia pemburu-pengumpul yang berpindah-pindah, masih tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Sekarang rumah sudah menjadi salah satu kebutuhan dasar, tetapi tren nomadisme kembali muncul saat WFH (Work From Home) bahkan WFA (Work From Anywhere) jadi pilihan pola kerja.
Wisatawan yang ingin WFA tidak hanya sekadar mencari tempat yang nyaman untuk bekerja dan berlibur sekaligus, tetapi bagaimana menjaga kondisi tubuh tetap prima ketika bekerja. Wellness tourism adalah pilihan untuk menciptakan work-life-balance ketika WFA.
Kesehatan di Era Wellness Tourism
Kesehatan fisik dan mental adalah inti utama dari tren wellness tourism. Tingginya market insight tren wellness tourism terjadi saat kesadaran menjaga kesehatan meningkat. Dua tren sebelumnya yang berkaitan dengan usia biologis dan nomadisme juga hadir karena wisatawan makin sadar pentingnya kesehatan.
Liburan jangan sampai menjadi kenikmatan sesaat yang malah membawa penyakit fisik maupun mental saat kegiatannya selesai. Liburan harusnya malah menjadi ajang untuk meningkatkan kualitas hidup.
Misalnya wisata Pura Mangkunegaran di Solo, Jawa Tengah. Wisatawan disuguhi keindahan bangunan sejarah bergaya Jawa dan Eropa sekaligus dapat belajar tarian tradisional Gambyong Retno Kusumo dan workshop membuat jamu. Wisata ini tidak hanya menyajikan keindahan tapi bagaimana merawat kesehatan melalui jamu dan mengajak melestarikan budaya melalui tarian tradisional.
Contoh lainnya Nurkadhatyan Spa Ambarukmon di Yogyakarta. Spa ini menyajikan spa tradisional khas Keraton Yogyakarta. Wisatawan dapat menikmati sejarah sekaligus tetap menjaga kesehatan. Liburan kan tujuannya healing, jangan sampai tidak heal setelah liburan.
Kuliner di Era Wellness Tourism
Wisata kuliner juga harus memperhatikan era wellness tourism. Jangan hanya menyajikan kuliner yang estetik, wisatawan membutuhkan kuliner yang menyehatkan seperi kaya akan probiotik, serat, dan bahan anti-inflamasi.
Pabrik jamu Sidomuncul di Semarang, Jawa tengah yang menyajikan pembelajaran mengenaipembuatan jamu modern dan sejarah jamu Sidomuncul dapat jadi salah satu tempat wisata wellness tourism di bidang kuliner.
Pentingnya Memahami Digital Ecosystem Checkup
Setelah memahami tren wellness tourism di tahun 2025, sekarang saat menentukan pariwisata seperti apa yang akan diterapkan dan cara pemasarannya. Era digital dewasa ini membuat pemasaran digital menjadi penting agar pariwisata bisa dikenal oleh masyarakat.
Pemasaran digital tidak hanya mengenai konten yang dibuat terus-terusan atau promosi baik lewat iklan ataupun promo lainnya. Ada teknik yang harus dilakukan agar target pasar dapat dijangkau. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah melalui digital ecosystem checkup (DEC).
DEC seperti namanya, mirip dengan medical checkup pada manusia. Bedanya ini berkaitan dengan pemasaran digital yang melakukan diagnosis terhadap searchability, discoverability, credibility, reachability, hingga purchasability. Ini untuk melihat kelebihan dan kekurangan aset digital sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya agar target pasar dapat dicapai.
Redcomm Indonesia dengan pengalaman lebih dari 23 tahun mendampingi lebih dari 500 brand dan menyelenggarakan lebih dari 1000 digital campaign bisa menjadi pilihan untuk tempat melakukan DEC. Redcomm akan menyampaikan hasil checkup melalui PDF secara detail di surel termasuk dengan saran untuk meningkatkan performa pemasaran digital.
Jadi, wellness tourism apa yang akan digeluti tahun depan?
Leave a Reply