“Orang biasa kayak gue itu, mau mimpi aja harus tau diri ternyata,”
Kalimat yang diucapkan Kaluna di film “Home Sweet Loan” menjadi puncak dari masalah yang terjadi. Home Sweet Loan disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie dan diadaptasi dari novel berjudul sama karya Almira Bastari. Fokus cerita adalah perjuangan Kaluna, yang diperankan Yunita Siregar, untuk mendapatkan rumah.
Sinopsis Film Home Sweet Loan
Kaluna adalah karyawan perusahaan yang bertugas mengurusi perjalanan bisnis dan sarana prasarana kantor, biasanya ini ada di bagian umum. Ia tinggal bersama dua kakak beserta keluarga dan orangtua. Di rumah, ia merasa tidak dianggap karena selalu harus mengalah dengan kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga, padahal kebutuhan dan pekerjaan rumah ditopang olehnya. Kenapa semuanya dikerjakan Kaluna? Kehidupan berkeluarga itu berat kata kakak-kakaknya.
Hal tersebut membuat Kaluna ingin memiliki hal yang sepenuhnya milik dia, yaitu rumah. Perjalanannya mencari rumah dibantu ketiga sahabatnya, Derby Romero sebagai Danan, Fita Anggriani sebagai Miya dan Risty Tagor sebagai Tanish.
Apa Pendapatku Soal Film Ini?
Sudah lama tidak membahas mengenai film, terakhir kali yang aku posting disini adalah Otto di tahun lalu. Kembali ke Home Sweet Loan, film ini tidak hanya cocok ditonton pegawai yang sedang berjuang mencari rumah, tetapi sangat pas bagi semua pegawai, bahkan pebisnis juga menurutku bisa menonton film ini.
Keseharian Kaluna sesuai dengan kehidupan budak korporat dunia nyata, setiap hari harus bergumul dengan beragam pekerjaan di kantor dan masih harus berhadapan dengan permasalahan masing-masing di luar pekerjaan. Bagi Kaluna, masalah itu adalah keluarga dan impian mendapatkan rumah murah dan nyaman di Jakarta.
Penuh tips dan trik
Pencarian rumah Kaluna bisa menjadi referensi bagaimana menentukan rumah yang cocok. Jangan sampai termakan trik pemasaran seperti lima menit dari MRT atau terletak di selatan Jakarta. Survei langsung dan memperhatikan tiap detail adalah kunci yang disampaikan film ini.
Salut dengan penggambaran pencarian rumah yang serasa ikut mencari bersama teman, tidak ada perasaan digurui. Pun ketika membahas mengenai perencaan keuangan, penonton seperti diajak berbincang dengan teman sebaya, bukan seperti menonton seminar finansial.
Kekurangan film Home Sweet Loan
Film ini tidak hadir tanpa kekurangan, Kaluna bekerja di Jakarta sehingga perjuangan yang diperlihatkan adalah komuter menggunakan transportasi umum seperti Transjakarta dan KRL. Bagi penonton yang tidak pernah komuter menggunakan transportasi tersebut mungkin kurang dapat merasakan perjuangan Kaluna.
Kisah cinta Kaluna dengan Hansa yang diperankan Wafda Saifan Lubis terasa terburu-buru dan diakhiri seperti sinetron. Latar belakang pertemuan mereka yang bagai langit dan bumi tidak diceritakan sehingga akhir cinta mereka tidak menghadirkan simpati bagi penonton.
Ending pun terasa janggal. Keputusan besar Kaluna membuat penonton bertanya-tanya, kenapa jadi begitu? Walaupun petunjuk menuju ke sana sudah ditanam di beberapa adegan, namun alasan Kaluna untuk ada di titik itu masih terasa kurang kuat.
Akting mumpuni Yunita dan Derbi
Terlepas dari kekurangannya, pencarian rumah dan cara menabung Kaluna dapat diterapkan oleh penonton. Visinema Pictures sebagai rumah produksi film membagikan lembar kerja yang dipakai Kaluna untuk mencatat keuangan. Setelah menonton bagaimana Kaluna mengelola uang, waktunya menerapkan di kehidupan nyata.
Babak ketiga film sangat menguras emosi. Keputusan yang diambil Kaluna pada saat keluarganya dilanda masalah besar bisa jadi adalah keinginan beberapa orang yang pernah berada pada kondisi serupa.
Akting Yunita Siregar sepanjang film mampu menyampaikan pesan lelahnya Kaluna sebagai pejuang rupiah sekaligus pejuang bagi keluarga. Yunita yang dulu banyak tampil di FTV sebagai karakter antagonis ternyata bisa hadir menjadi sosok yang penuh dengan derita seperti Kaluna. Tengilnya Danan juga ditampilkan dengan apik oleh Derby Romero.
Cocok ditonton semua kalangan
Secara keseluruhan, Home Sweet Loan patut ditonton. Bukan hanya bagi generasi roti lapis, siapa saja bisa hadir dan berkelana bersama Kaluna mencari rumah impian. Film ini bisa ditonton untuk semua kalangan umur.
Selesai menonton, detail menarik mengenai cara Kaluna dan sahabatnya mengatur uang atau latar belakang karakter yang kurang tergali di film dapat ditemukan di novelnya. Panjang umur perjuangan bagi pejuang rupiah, pencari hunian nyaman dan garda terdepan dalam ekonomi keluarga. Siapapun kalian, sudah sampai titik ini adalah suatu pencapaian.
Leave a Reply