Mengintip Kenangan Juno lewat Kucumbu Tubuh Indahku

Setiap tubuh memiliki trauma. Trauma itulah yang menjadi salah satu pembentuk karakter. “Kucumbu Tubuh Indahku” memvisualisasikan setiap pengalaman yang dialami Juno (Muhammad Khan) dari masa kecil sampai dewasa.

Juno Kecil (Raditya Evandra) sudah terbiasa hidup sendiri. Ayahnya hilang entah dimana ketika mencari pundi-pundi rupiah. Setelah sempat mengenal tari lengger di desanya, sebuah tragedi membuatnya harus pindah bersama bibinya. Tidak berapa lama pergi dengan bibinya, ia kembali pergi dan dititipkan kepada pamannya yang lain. Masa kecil Juno sudah akrab dengan kekerasan, salah satu hal yang paling dia ingat adalah tentang hukuman pada tangannya. Hal tersebut selalu dia bawa. Tubuh indahnya selalu dia siksa dan enggan dicumbu.

Seiring berjalannya waktu, berbagai pengalaman hidup terus membangun kepribadian Juno. Sebagai penari lengger, kejadian-kejadian yang ia alami sedari kecil membuat sisi feminis dan maskulin bisa muncul berbarengan.

Pemain

Muhammad Khan berhasil memerankan seorang Juno dengan sangat baik. Ia bisa memainkan seorang Juno dengan natural dan mampu menyampaikan perasaan karakter ini kepada penonton. Para karakter lain juga mendukung indahnya film ini. Bibi Juno hadir dengan keindahan suaranya tapi gagal berusaha mendisiplinkan Juno kecil. Pamannya yang sudah renta, tidak banyak mendapatkan porsi tapi memberikan sebuah titik balik bagi Juno. Petinju yang hadir mengisi kekosongan Juno. Warok yang berusaha untuk mengambil dirinya. Juno yang hadir di “sela” cerita juga mampu menyampaikan plot dengan sangat apik.

Pemandangan Desa

Sinematografi yang dipersembahkan film ini tidak main-main, suasana pedesaan berhasil dibangun dengan sangat baik. Walaupun masih tidak bisa seindah Marlina si Pembunuh Empat Babak, latar yang dibangun berhasil membuat penonton menikmati masa-masa pencarian jati diri seorang Juno.

Pengetahuan Baru

Salah satu hal yang menarik di film ini adalah kemampuan unik Juno. “Orang bilang, tanganmu ini tangan tuyul,” itu perkataan bibi Juno terhadap anugerah yang Tuhan berikan padanya. Juno kecil bisa memprediksi kapan ayam bertelur dengan memasukkan jarinya ke pantat ayam. Mungkin cara ini memang sering dilakukan warga desa, tapi Juno kecil tidak hanya bisa memprediksi kapan, ia juga mampu memperkirakan jumlah telur ayamnya.

Nilai

Melalui film Juno, kita bisa melihat bagaimana kisah hidup para penari lengger bisa membangun feminim dan maskulin secara bersamaan. Film ini juga mengajarkan bahwa masa lalu adalah pembentuk karakter seseorang di masa sekarang. Juno sejak kecil sudah terbiasa dengan berbagai kekerasan, ia pernah sampai pada suatu titik menganggap dirinya pembawa sial. Siapa saja yang berhubungan dengannya akan sengsara. Sampai-sampai dia menghukum dirinya sendiri. Tapi Juno berhasil sampai pada tahap pendewasaan, ia mencumbu tubuh indahnya.

Kucumbu Tubuh Indahku bukan film yang mengajak kita tertawa. Bukan pula film yang mengajak kita kagum. Film ini mengajak kita menelusuri kenangan dari tubuh Juno, sesuai dengan judul internasionalnya, “Memories of My Body”. Apabila kalian memutuskan untuk menonton, satu hal yang perlu diingat, ini adalah cerita Juno, nikmati saja kehidupannya dan ambil hal positif.


Comments

One response to “Mengintip Kenangan Juno lewat Kucumbu Tubuh Indahku”

  1. kisah hidup para penari lengger bisa membangun feminim dan maskulin secara bersamaan…hii geli.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *