Film tentang isu agama masih menjadi hal yang sensitif negara ini. Beberapa tahun lalu sempat muncul sebuah film mengenai isu berkaitan dengan islam berjudul Bid’ah Cinta. Film ini sempat menjadi kontroversi sehingga cepat sekali turun layar dari bioskop-bioskop tanah air.
Di tahun ini, film garapan Ertanto Robby kembali hadir mengangkat isu tentang agama. Film ini sebenarnya sudah terdengar sejak November tapi baru tayang secara komersil pada tahun ini. Ave Maryam adalah judul dari film yang sebelumnya diberi judul Salt is Leaving the Sea (Garam yang Meninggalkan Laut). Bercerita tentang Suster Maryam (Maudy Koesnaedi) yang menghadapi masalah percintaan dengan Romo Yosef.
Kisah Cinta Terlarang
Suster dan Romo dalam Katolik merupakan sosok pengucap kaul kekal dan berjanji untuk hidup selibat (tidak menikah) di hadapan Tuhan Yesus. Ini artinya tidak boleh ada kisah cinta antara keduanya. Maryam yang mengabdikan hidupnya untuk agama dengan menghabiskan waktu mengasuh biarawati sepuh di susteran mulai goyah ketika Romo Yosef (Chicco Jerikho) datang. Bukan hanya Maryam, Yosef pun tidak mampu menahan diri untuk menjalin kasih.
Perlukah Sensor?
Kisah klimaks percintaan keduanya sampai di puncak saat ulang tahun ke-40 Maryam. Yosef mengajaknya merayakan hari lahir di sebuah pantai. Ada sebuah adegan yang disensor ketika ditayangkan secara komersil. Adegan Maryam dan Yosef saling memadu kasih hanya diperlihatkan di awal, padahal adegan ini adalah puncak dari konflik yang dibangun di film ini. Mungkin hal tersebut menjadi terlalu erotis, tapi rating film bisa diubah menjadi 21+ untuk mempertahankannya. Ketika penentu titik balik suatu cerita tidak diperlihatkan, apakah ini akan mempengaruhi persepsi keseluruhan?
Sosok Suster Monik
Selain dua karakter utama, Suster Monik (Tutie Kirana) adalah karakter lain yang berpengaruh besar pada film ini. Sebagai salah satu suster sepuh, Romo Yosef dan beliau memiliki suatu ikatan batin. Selain dengan sang Romo, suster ini juga sepanjang film terlihat sering dibantu oleh Maryam. Maryam pun memang sepertinya menjadi salah satu suster yang bertanggungjawab terhadap Suster Monik. Ketika mengetahui cinta terlarang Yosef dan Maryam, suster ini tentu harus hadir menasihati keduanya. Bukannya menggurui, beliau hadir dengan sebuah dialog, “Jika surga saja belum pasti untukku, buat apa nerakamu menjadi urusanku,”
Kisah Sebuah Keberagaman
Sebagai sebuah film yang mengangkat isu agama, ada beberapa adegan tentang indahnya hidup berdampingan antar agama. Beberapa kali anak berjilbab mengantarkan susu ke susteran dan terlihat akrab dengan Maryam. Di lain adegan terlihat murid berjilbab sedang berjalan dengan latar masjid ketika Maryam sedang pergi ke luar. Film ini ingin menyampaikan bahwa kita harus hidup beragam dan saling berdampingan.
Kurang Dalam
Sebagai film festival, Ave Maryam banyak memainkan latar dan minim dialog. Penonton perlu sedikit berpikir untuk memahami adegan demi adegan. Latar Yosef tidak diceritakan secara gamblang tapi banyak tersirat ketika Maryam masuk ke kamar Suster Monik dan ketika Maryam berdialog dengan Romo Martin (Joko Anwar). Tapi, untuk latar belakang Maryam memang tidak banyak dibahas. Penggalian karakter utama kebanyakan hanya berkutat pada pengabdian Maryam, hanya sedikit mengenai ceritanya sampai berada di situ.
Ending Pilihan
Walaupun bagian puncak konflik disensor, tapi film ini tetap menyajikan suatu adegan yang akan menguras emosi. Ini adalah adegan menjelang akhir film. Konflik cinta terlarang Maryam dan Yosef ditumpahkan dalam satu adegan tersebut. Pergulatan batin keduanya divisualisasikan di sini. Setelah semua emosi tersampaikan, Ave Maryam tidak memberikan ending yang benar-benar selesai. Akhir dari kisah Maryam yang diperlihatkan hanya sebuah pintu bagi penonton untuk memilih akhir sebenarnya. Konklusinya tidak “sejelas” 27 Step of May namun lebih mirip Dua Garis Biru, semuanya diserahkan kepada penonton.
Film ini adalah tentang cinta yang sulit bersatu. Film ini bukan tentang agama tapi mengambil isu agama sebagai latar cerita cinta. Terlepas dari kontroversi mengenai isu yang diangkat, film ini patut untuk ditonton. Ada toleransi. Ada cinta. Ave Maryam.
Sumber Gambar : http://Instagram.com/summerland.films
Leave a Reply