Istilah OCD tentunya sudah tidak asing lagi bagi, Apalagi sejauh ini semakin banyak masyarakat yang terserang gangguan ini, OCD adalah bagian dari masalah kesehatan mental, dikenal sebagai gangguan obsesif kompulsif atau obsesif kompulsif disorder, yaitu sebuah kondisi yang membuat seseorang punya pikiran obsesif serta perilaku yang kompulsif. Dimana Penyakit ini bisa muncul karena adanya masalah kesehatan mental dalam diri penderitanya. Bahkan terbukti ada 50% penderitanya yang merupakan anak-anak, mulai dari usia 6 hingga 19 tahun.

Gejala OCD

Setelah mengetahui OCD adalah bagian dari masalah kesehatan mental, maka penting untuk mengetahui apa saja gejala-gejalanya, karena bisa jadi kamu atau orang di sekitarmu termasuk salah satu penderita OCD, berikut ini diantaranya:

  • Gejala Obsesi, gejala obsesi yaitu pikiran yang bertahan lama serta tidak diinginkan dan terus-menerus akan kembali. Bentuknya juga bisa dorongan atau bayangan yang mengganggu serta akan menyebabkan tekanan dan kecemasan, contohnya adalah takut untuk terkontaminasi karena menyentuh benda yang pernah dipegang oleh orang lain, rasa ragu karena telah mengunci pintu atau mematikan kompor, bisa juga stress hebat ketika melihat benda-benda tidak tertata rapi di sekitarnya, takut mengalami cedera karena kurang hati-hati dan sejenisnya termasuk bagian dari gejala OCD.
  • Gejala kompulsi, selain gejala Obsesi juga ada gejala kompulsi yang menjadi bagian dari OCD, di mana ini merupakan sebuah perilaku berulang yang akan membuat penderitanya merasa terdorong untuk melakukan sesuatu guna mengurangi kecemasan atau yang berkaitan dengan Obsesi yang sudah dirasakan, agar bisa terhindar dari hal-hal yang buruk. Hanya saja dengan melakukan kompulsi tersebut tidak bisa memberikan kesenangan serta mungkin hanya sebatas memberikan bantuan dari kecemasan, contohnya adalah mencuci tangan hingga kulit menjadi kering bahkan juga terluka karena takut ada kuman yang menempel, memeriksa berulang-ulang untuk memastikan kompor ataupun pintu sudah dikunci, hingga mengatur barang-barang agar rapi secara berulang-ulang.

Faktor Penyebab OCD

OCD adalah masalah kesehatan yang bisa dipicu oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

  • Genetika, faktor utama pemicu OCD ini adalah genetik, di mana sebuah studi menemukan bahwa orang di lingkaran pertama misalnya adalah orang tua atau saudara yang punya kondisi OCD, bisa berdampak besar membawa masalah tersebut menurun kepada orang lain di sekitarnya.
  • Perubahan yang terjadi di otak, faktor selanjutnya pemicu OCD tersebut adalah perubahan di otak, beberapa penderita OCD ini punya area dengan aktivitas yang tinggi pada otaknya, sehingga justru memiliki zat kimia atau serotonin dalam jumlah yang rendah. Padahal hormon ini yang memiliki peran penting untuk membuat menjadi lebih tenang dan bahagia.
  • Peristiwa yang dialami dalam kehidupan, OCD juga bisa terbentuk karena peristiwa kehidupan, contohnya adalah peristiwa yang memicu rasa traumatis, misalnya adalah seseorang yang pernah sakit karena jajan sembarangan atau mengkonsumsi makanan yang kotor, maka beresiko tinggi untuk mengalami OCD yang berhubungan dengan rasa takut untuk menyentuh barang-barang yang kotor.
  • Kepribadian, OCD juga bisa terjadi karena kepribadian, contohnya adalah orang-orang yang punya kepribadian perfeksionis, ingin agar selalu rapi, teliti serta metodis dan memiliki standart yang tinggi. Pada dasarnya kalangan semacam ini lebih beresiko tinggi untuk mengalami OCD, Begitu juga dengan orang-orang yang mudah cemas atau punya rasa tanggung jawab yang tinggi dalam dirinya terhadap orang lain.

Cara Mengobati OCD

Jangan khawatir pada dasarnya gangguan kesehatan mental yaitu OCD ini juga tetap bisa diobati, Berikut ini beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasinya, yaitu:

  • Psikoterapi, pengobatan pertama adalah dengan melakukan psikoterapi, teknik pengobatan yang ditunjukkan untuk membantu identifikasi serta perubahan emosi, pikiran maupun perilaku yang tidak sehat dalam diri seseorang, tentunya psikoterapi ini dilakukan oleh tenaga yang sudah profesional di bidangnya seperti psikolog, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengobati OCD diantaranya adalah CBT, ERP dan ACT.
  • Pengobatan, langkah lainnya adalah dengan konsumsi obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter, obat-obatan ini tentu tidak diberikan secara sembarangan, melainkan sesuai dengan kondisi atau gejala yang dialami oleh pasien, apalagi masing-masing penderita OCD ini berbeda-beda gejalanya bergantung dari jenisnya. Biasanya obat-obatan ini diberikan ketika kondisi OCD yang dialami sudah begitu parah, sehingga tidak bisa ditangani hanya dengan psikoterapi, jenis obat-obatan yang digunakan diantaranya adalah obat seperti serotonin reuptake inhibitor atau selective sris, contoh yang banyak digunakan di Indonesia adalah Fluoxetine, Fluvoxamine dan Sertraline.

Sekarang sudah tahu bukan OCD adalah masalah kesehatan yang sebenarnya juga bisa diobati, jadi jangan ragu berobat ketika setelah merasakan gejalanya, namun pastikan tidak salah diagnosa, konsultasi dengan ahlinya. Pengobatan untuk OCD bisa di cover ketika kamu punya asuransi dari Allianz.