Trinity Traveler: Perjalanan Cinta Trinity Minim Komedi dan ‘Cinta’

Resensi Film Trinity Traveler

Setelah tidak lagi menerbitkan buku “The Naked Traveler”, Trinity yang menjadi pionir Travel Blogger di Indonesia menjajal dunia perfilman. Bukan dirinya yang beradu akting, tapi kisah hidupnya yang diangkat ke layar lebar. Trinity Traveler adalah sekuel dari film The Nekad Traveler dua tahun silam.

Trinity Traveler menceritakan Trinity (Maudy Ayunda) yang sudah nyaman dengan kehidupan travelling-nya diusik dengan perintah menikah dari sang ayah. “Ini agar kamu bahagia, liat itu senyummu beda sama ayah,” ujar ayah Trinity (Muhammad Farhan) ketika membujuk Trinity. Di tengah kebingungan percintaan, Paul (Hamish Daud) yang beberapa kali secara ajaib hadir di kegiatan jalan-jalan Trinity kali ini kembali muncul. Jadi, apa keputusan Trinity?

Salah satu daya pikat di film ini tentu saja Maudy Ayunda. Melihatnya dengan balutan berbagai fashion ala traveller tentunya memanjakan mata, aktingnya juga sebagai Trinity patut diacungi jempol. Di sisi lain, Hamish Daud walaupun didukung dengan muka bule yang ganteng, terkesan sangat kaku. Apalagi dengan aksennya yang mengganggu, seakan ia belum lancar bahasa Indonesia.

Yasmin (Rachel Amanda) dan Nina (Anggika Bolsterli) sebenarnya punya potensi untuk lebih dieksplor. Sayangnya keduanya hanya mendapatkan sedikit porsi. Berkutat pada kehidupan Trinity, di film kali ini hanya Ezra (Babe Cabita) sebagai sepupunya yang sering tampil walaupun tidak berpengaruh banyak. Bila di film pertama si boss (Ayu Dewi) beberapa kali membuat penonton terbahak, film ini hanya menyisakan Ezra. Sayang sekali karena ia berjuang sendirian, komedi di film ini tidak berdampak banyak.

Sebagai film bertema travelling, beberapa footage yang ada di sini tidak mampu masuk dalam cerita. Kebanyakan hanya sebagai tempelan dan bahkan ada yang berasal dari film pertama, pemandangan di My Stupid Boss 2 bahkan lebih baik daripada ini. Selain itu, 10 menit pertama begitu membosankan, terutama bagi kalian yang menonton film pertama. Ini karena di awal terdapat recap film pertama dari awal sampai akhir yang seperti rangkuman. Andai cara bertuturnya seperti Olaf di Frozen II, tentu akan lebih menarik. Dari segi romansa, tidak ada chemistry yang terlihat antara Trinity dan Paul. Bahkan ketika ada konflik, tidak ada rasa empati kepada mereka.

Trinity Traveler menjadi film yang serba tanggung. Footage yang kurang bercerita membuat film ini tidak seperti film bertema travelling, romansa tanpa chemistry menjadikannya kurang cocok disebut film drama cinta, apalagi komedi yang tidak mengena tidak bisa menjadikan Trinity Traveler film drama komedi. Jadi, ini film apa?

Tapi film ini mengajarkan kita untuk belajar percaya dengan seseorang yang seakan tidak bisa dipercaya, apalagi itu saudara sendiri. Berpikir sebelum bertindak, jangan mengambil keputusan ketika terlalu senang apalagi sedih. Trinity Traveler juga mengajarkan pentingnya bahagia.

Bahagia bukan tentang tempat atau momen, tapi ada di diri kita.

Oh iya, misteri Mr. X di film pertama, akan dijawab di film ini. Ya, walaupun serba nanggung, tetap ada alasan untuk menonton, apalagi pecinta Trinity atau yang sudah menonton film pertamanya. Apalagi penggemar Maudy.


Comments

21 responses to “Trinity Traveler: Perjalanan Cinta Trinity Minim Komedi dan ‘Cinta’”

  1. Nama Trinity jadi inget wujud Kamen Rider. Kebetulan saya belum nonton, tapi ngeliat review mas ini takut filmnya kurang menarik, tapi pesan moralnya bagus juga sepertinya, cuman kalo kita seperti kayak yg pelajaran pertama apa gax gampang dikibulin atau dijahatin orang? Kalo pelajaran kedua itu bagus, saya pernah ngalamin ngambil keputusan di kala terlalu senang atau sedih dam hasilnya gax seperti yg diharapkan.. Aniway nice review.

  2. Setuju nih, saya juga termasuk orang yang nonton film juga perhatikan tempat atau lokasi syutingnya. Apalagi kalau tema film nya tentang traveler, ya bisa jadi inspirasi gitu siapa tahu suatu saat bisa kesana juga. Harapannya semoga film-film Indonesia semakin berkembang dan semakin baik lagi yaa.

  3. Belum nonton filmnya. Tapi pernah baca buku Naked Traveler-nya Trinity. Kok aku jadi penasaran sama Mr. X, ya.

  4. Belum nonton kak, kalau film nya banyak jalan-jalan nya tentu asyik ya, bisa jadi referensi untuk tujuan wisata.

  5. entahlah saya enggak tertarik nonton wkwkwk dan gak nonton jg film yang pertama, mungkin karena kurang menjual juga sih ya filmnya meski yang membintangi maudy dan hamish. tetap aja saya gak niat nonton. tapi, kalo bukunya saya tertarik banget baca, lebih suka baca dibanding nonton hehe. btw, terima kasih sharingnya, jadi paham film trinity traveler ini seperti apa.

  6. Makasih reviewnya. Belum baca buku Naked Traveler. Tapi tahu Trinity, travel blogger gegara ikut lomba blog, beliau jurinya. Trus orang rame ngomongin. Wkwkwk…oooh segitu tenarnya. Aku sih kagum aja, Trinity bisa mengembangkan diri, dari blogger, penulis buku, lalu merambah ke dunia film…Salut…

  7. Saya belum kesampaian juga nonton filmnya Trinity. Mungkin karena nggak sreg sama Maudi (lha ?). Maksudnya kalau mau memerankan Trinity, yang karakteristik dan ceritanya seputar cewek gendut yang bisa jalan-jalan keliling dunia, Maudy nggak pas banget. Jadi terlalu dipoles untuk memenuhi syarat estetik, padahal karakter mbak Trinity sendiri yang bikin para pembaca setia cinta dan selalu beli buku-bukunya.

  8. aku belum pernah baca bukunya tapi nonton yang ini juga pas lagi senggang dan cukup menyenangkan, otak jadi ikutan seger gituh. sebenernya aku merasa maudy kurang strong untuk jadi peran trinity namun bukan berarti jelek juga, so far aku menikmati juga sampai akhir. dramanya bikin gregetan wkwk

  9. wah jujur aku belum nonton nih Trinity Traveller bahkan yang season pertama pun juga belum, baca review nya ini jadi makin penasaran. Dan memang sih, kebayang ketika Hamish Daud main film Indonesia, terkendala di bahasa ya

  10. Sejak tinggal di Kebumen dan tidak ada lagi bioskop, saya banyak lewat film-film Indonesia, Mas. Termasuk film ini yang ternyata sudah film lanjutannya.
    Tapi dari ulasan Mas Rifqi yang filmnga serba nanggung, pastinya sangat disayangkan ya, Mas. Jadi harusnya sekalian fokus ke satu arah saja. Mau film komedi atau drama.

  11. Saya belum baca dan nonton filmnya Trinity, entah kenapa nggak tertarik ya hehe.
    Apalagi setelah difilmkan, melihat pemeran Trinity yg jauh dr perawakan aslinya. Berasa nggak asik.

  12. Kok kayaknya enggak menarik ya padahal aku antusias banget pengen nonton, hehehe. Btw di bukunya kok menarik ya apa karena lebih detail

  13. Pernah baca bukunya. Kayaknya keren juga. Nonton yang pertama emang agak kurang sih. Yang kedua ini kayaknya butuh pengembangan. Taoi sebagai film travel mungkin bagus yaaaaa.

  14. Trinity Traveler, aku ngikutin dari buku pertamanya dia, dan suka dengan cara dia bercerita tentang berbagai perjalanan yang dia lakukan. Bagus juga sebagai panduan dan inspirasi buat traveler muda. Cuma filmnya, aku belum pernah nonton sih

  15. Yang pertama aja belum nonton nih filmnya sudah ada yang kedua. Hihi. Tapi kayaknya kurang seru ya filmnya. He

  16. Beruntung saya mengunjungi artikel di blog ini. Etapi yang film pertama saja belum nonton lho saya. Entah, saya lebih nyaman menikmati tulisan perjalanan melalui blognya Trinity saja kali ya.

  17. Wah sayang. Saya belum menonton dari yg pertama..

  18. Waduh, sudah ada 2 film aja. Dan aku belum nonton dua-duanya. Perlu nih dijadwal buat nonton Film Trinity Traveler. Secara, kisah Mba Trinity itu cakep banget.

  19. Si hamish ini sering ya jadi partner nya maudy. Di iklan provider si biru juga mereka berdua. Keren sih aktingnya nya. Sukak ^^

  20. Aku belum nonton ini di bioskop, semoga bisa nonton yang versi downloadan
    atau di youtube ada ga sih, kepo banget sama perjalanan trinity pas di filmkan ini

  21. Aku belum sempet nonton filmnya tapi kalau bukunya pernah baca sih. Inspired walau mungkin ga bisa sebebas itu jg aku buat traveling.. blm berani solo traveling

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *