Surat Untuk Bapak Anies


Kepada Yth.
Menteri Kebudayaan
dan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Bpk. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D
Marabahan, 7
Desember 2014
            Assalamualaikum
Wr. Wb.
            Bagaimana kabarnya, Pak? Semoga bapak dan keluarga selalu
diliputi kesehatan, Aamiin. Perkenalkan, saya,
Nama               :
Muhammad Rifqi Saifudin
Sekolah           : SMA Negeri 1 Marabahan (Kelas XI)
No. HP            : 085751770923 / 087814134322
Email               : m_rifqi_s@yahoo.co.id
Twitter            : @Rifqi_MULovers
Alamat            : Privasi (silahkan tanya lewat
email/twitter/no.hp saya kalau mau tau alamat)
Di sini saya mau curhat
dan bertanya masalah kurikulum 2013 kepada bapak, kalau bapak berkenan membaca
curhatan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tentu saya akan sangat senang, tapi
apabila bapak tidak punya waktu blusukan ke
blog saya untuk membaca apalagi menjawab saya maklum, kan bapak juga sibuk,
banyak pasti yang diurus di sana.
            Kayaknya langsung saja, di sini saya adalah salah satu
siswa SMA yang merupakan 1 dari 1165 SMA yang sudah menerapkan kurikulum 2013
selama 3 semester, ini berarti kami akan terus menerima Kurikulum 2013 di saat
adik kelas kami semester depan kembali ke KTSP dan kakak kelas yang tentu masih
memakai KTSP. Yang mau saya tanyakan adalah,
1.     
Bagaimana nasib kami? Ditunjuk sebagai
percontohan, apa saja yang bakal sekolah, para guru, dan kami, para murid dapat
sebagai penunjang kami sebagai contoh bagi sekolah lain?
2.     
Tak adakah buku resmi untuk kami? Pemberhentian
penggunaan Kurikulum 2013 menurut saya akan menghentikan produksi buku berbasis
Kurikulum 2013, apakah betul, Pak? Kalau betul, bagaimana kami belajar
nantinya? Untuk sekarang memang ada BSE,
tapi itu belum cukup, Pak. Kami perlu buku cetak, karena dengan buku cetak
tentu belajar akan lebih mudah, apalagi tidak baik berlama-lama di depan laptop
dan juga tidak nyaman terus mempelototi layar tiap belajar di sekolah apalagi
di rumah, sedangkan kalau mau mencetak sendiri BSE tentu biayanya sangat besar, jadi, bagaimana nasib buku untuk
kami? Haruskah kami mencari informasi sendiri tentang pelajaran kami?
Itu
tadi pertanyaan saya, sekarang saya mau menyarankan hal-hal yang berkaitan
dengan pendidikan, terutama pendidikan dasar dan menengah yang sesuai dengan
bidang bapak, boleh kan, Pak?
1.     
Pertegas aturan MOS (Masa Orientasi
Siswa)
Sudah
sering terdengar kabar MOS yang menyakiti para murid baru bahkan sampai menelan
korban jiwa. Selain itu hal yang ‘mengerikan’ juga sering terjadi saat MOS,
bagaimana pembullyan para senior
kepada para junior yang merupakan ajang balas dendam tahunan dan sering mereka
sebut dengan “Ajang Disiplin dan Persiapan Menuju OSPEK yang Lebih Kejam”. Ajang
disiplin menurut saya tidak bisa dilakukan dalam waktu cuma beberapa hari,
bukannya sekolah juga sudah punya aturan yang bisa membuat siswa disiplin,
biarkan guru yang bergerak, tak usah para senior sok-sokan mengajari disiplin
pada para junior, lah, kadang-kadang pas MOS junior yang tidak punya salah juga
dihukum, ini untuk apa coba? MOS seharusnya bisa jadi ajang “kenalan” siswa baru
dengan lingkungan baru, dengan warga kelas, seperti kakak kelas dan guru juga
teman sesama siswa baru, MOS seharusnya bisa jadi ajang yang menyenangkan di
masa-masa awal masuk sekolah dan bisa menjadi pengalaman menyenangkan yang
tidak terlupakan bagi para siswa baru bukannya pengalaman menyenangkan bagi
para senior dan mengerikan bagi junior. Kalaupun MOS cuma sebentar dan pasti
berlalu, haruskah sistem pendidikan kita dikotori dengan hal seperti Senioritas
dan Pembullyan? Saran saya pemerintah
sebaiknya memperketat peraturan yang mengatur pelaksanaan MOS dengan melarang
berbagai ajang bully, senioritas, dan
menindak tegas sekolah yang melanggar.
            Kayanya ini dulu yang mau saya sampaikan, kalau bapak
berkenang menjawab terima kasih. Maaf apabila ada kata-kata saya yang salah
atau menyinggung perasaan bapak.
            Wassalamualaikum Wr. Wb.

Comments

14 responses to “Surat Untuk Bapak Anies”

  1. Semoga suratnya dibaca sama Pak Anies ya 😀

  2. wahh ini curhatnya sama dengan kakak saya 😀

  3. Mungkin anak-anak SD akan curhat hal yang sama kali ya???

  4. Hahaha, kayaknya iya dah xD

  5. kalo point pertama, kayaknya ngga bakal d tanggepin.. semua percobaan perlu korban -.-
    ambil positifnya saja, dimulai di kalian dan d akhiri juga d kalian, jd adik* kalian nggak sempet nerima hal buruk semacam ini lagi 😀

    kalo gak salah nih, MOS itu udah sempat d pertegas dari bbrp tahun lalu. Sekolah dilarang keras melakukan MOS secara fisik dan guru d wajibkan mengawasi. Itu ekspektasinya, tapi realitanya adalah guru sendiri yang tidak datang/tidak ada di tempat untuk mengawasi, jadi senior bisa seenaknya saja. di bali sering kayak gini, bahkan sampai ada yg masuk RS.. semoga cpt dapet tanggepan bro 😀

  6. Iya, semoga adik-adik saya gak dapet hal buruk semacam ini lagi 🙂

    Oh gitu ya? Ya, tergantung gurunya aja lagi sih :3. Aamiin 🙂

  7. Keren tuh suratnya :D, saya juga jadi bahan kelinci percobaan nih
    Dulu waktu SMP bahan percobaan ujian 20 paket, giliran masuk SMK percobaan k13.
    Sabar-sabar 😀

  8. Wah, seperjuangan dong kita xD.
    Oh iya, kalau sama berarti kelas XI juga dong?

  9. Nih pak anies, baca dong suratnya 😀
    Semangat, adik2 kelasku juga pada ngerasain hal yang sama 😀

  10. Aamiin, mudahan beneran dibaca Pak Anies 🙂
    Ya, selalu semangat :D, wah sama dong

  11. Jujur soal kurikulum 2013 aku gak paham, hehehe… Tapi soal MOS dan pembullyan memang buat aku marah sampe sekarang. Apalagi kalau harus memikirkan gimana kalo anakku yg jadi korban pembullyan tersebut. Semoga, tulisanmu ini bisa menjadi pesan yang akan membawa perubahan nantinya! Salam.

  12. Semoga anaknya gak ikut jadi korban bully ya 🙂

    Aamiin 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *