Siapa yang masih inget aplikasi Uber? Dulu aplikasi ini ikut bersaing bersama dengan Grab dan Gojek terkait transportasi online. Sayangnya di Asia Tenggara Uber tidak mampu bersaing dan diakuisisi Grab di tahun lalu. Entah bagaimana nasibnya di dunia, tapi aplikasi ini menjadi salah satu bagian dalam aksi komedi terbaru, berjudul Stuber.
Stu (Kumail Nanjiani) adalah seorang supir Uber yang mendapatkan dari Vic Manning (Dave Bautista). Vic adalah seorang polisi yang sedang berusaha menangkap penjahat kelas kakap yang juga pengedar narkoba bernama Tedjo (Iko Uwais). Yap, film ini menyuguhkan pertarungan antara Iko Uwais dan Dave Bautista.
Sebagai sebuah film komedi aksi, beberapa bagian di film ini berhasil membuatku tertawa. Aksi Kumail Nanjiani beberapa kali membuatku terbahak. Bagi yang menonton Guardian of The Galaxy dari MCU pasti tau dengan karakter Drax yang juga diperankan Bautista. Kalau sebagai Drax ia bisa menjadi tidak terlihat, di sini malah ia (hampir) tidak bisa melihat. Hm…
Selain mengedepankan aksi, ada sindiran terhadap peran orangtua di sini. Vic yang terlalu fokus kepada penebusan kesalahannya terkait kematian rekannya malah mengabaikan putrinya. Padahal, sang putri sangat berharap dengan kehadiran ayah. Ada juga diselipkan beberapa maskulinisme yang dipatahkan di sini.
Jangan berharap banyak dengan penceritaan, alur dan ending sangat mudah ditebak. Nikmati saja perjalanan Uber (atau UberPool?) Vic bersama drivernya. Iko Uwais hanya muncul di awal dan di akhir film. Sebagai penjahat utama, sangat disayangkan tokoh Tedjo tidak digali lebih dalam. Mungkin karena film ini berjudul Stuber, cerita difokuskan pada Stu dan Ubernya.
Dilihat sebagai film komedi, bagiku Stuber cukup menghibur. Tidak usah berekspetasi lebih tentang komedinya, nikmati saja. Dari segi aksi, karena dilabeli R-Rated, darah dan kekerasan diperlihatkan lebih jelas. Ada unsur ‘dewasa’ juga. Tapi yakinlah, hal itu tidak seperti di bayangan kalian.
Stuber bisa jadi pilihan aksi komedi yang ditonton melepas penat, apalagi ada Iko Uwais di sini. Iko perlu didukung agar ke depannya memiliki peran yang lebih ‘penting’ dalam film-film internasional. Terakhir, jangan lupa bintang lima!
Leave a Reply