Masa-masa mengenal cinta memang merupakan masa yang indah dikenang. Walaupun aku lebih merasa ini adalah masa yang menjadikanku punya konten untuk diceritakan namun bingung apakah ada pelajaran atau hanya kisah untuk cemilan. Kisah awal perjalanan cinta monyet bisa dibaca di masa fakboi part 1 dan ini adalah lanjutannya. Oh iya, hayo tebak aku yang mana di foto di atas.
Kisah Lanjutan
Kisah-kisah di bawah adalah penggalan memori lanjutan yang masih satu timeline dengan kisah cinta di postingan sebelumnya. Silahkan dinikmati dan bagi yang mempunyai kisah romansa unik bisa diceritakan di kolom komentar. Mari berbagi kisah.
Ditembak – Balikan – Putus (Bareng)
Ada kejadian yang menarik ketika fakboi bertemu fakgirl. Itulah yang kualami. Aku punya teman cowok, kami lumayan akrab dan aku tau dia punya pacar. Dan… pacarnya inilah fakgirl itu. Saat itu aku jomblo, sedang malas menebar jaring tapi tetap aktif menghubungi banyak wanita kalau tiba-tiba pengen (nembak), salah satunya sang fakgirl ini.
Hari itu, dia bilang dia putus dengan pacarnya. Pacarnya adalah temanku. Ya mumpung dia putus, kusikatlah cewek ini. Kami jadian. Beberapa menit setelahnya, temanku, yang merupakan mantannya, curhat kalau dia putus. Tiba-tiba, sore harinya, temanku menghubungiku dan berkata dia balikan. Saat itu, posisiku masih pacaran dengan mantannya (yang sekarang balikan). Kuceritakanlah saat-saat aku jadian. Setelahnya, mengetahui si cewek ternyata fakgirl, kami berdua putus dengannya berbarengan. Ya, kami janjian untuk putus dengannya.
Ditembak Tiap Hari
Pengalaman satu ini bisa dibilang menjijikkan. Aku adalah seorang fakboi yang pantang menyerah. Ada satu wanita yang ingin kutaklukkan. Orangtua kami adalah teman dekat sehingga kami pun juga akrab. Saat sedang jomblo, aku berusaha berbagai jurus untuk mendapatkannya. Melihat ada sinyal positif, kutembaklah dia. DITOLAK! Aku tidak menyerah. Apa yang kulakukan? Menembak dia tiap hari.
Chatku memang tidak hanya kata-kata yang sama layaknya spam di grup WA keluarga, tapi aku tetap komunikasi dengannya tiap hari dengan tidak absen menembaknya. Di sela-sela haha hihi, kutembak. Begitu terus tiap hari sampai… suatu hari dia menerimaku. Tiga hari kemudian kami putus, “Maaf, ternyata pacaran karena terpaksa itu tidak bisa membuat cinta tumbuh,” begitu alasannya memutus hubungan kami.
Sudah Berjuang tapi Dibutakan
Teman dekat yang waktu itu pernah melakukan pemutusan hubungan bersama hadir lagi dalam kisah percintaanku. Ada satu adik kelas baru yang kuincar. Temanku juga mengincar adik kelas yang berbeda. Kami bekerjasama, aku mencarikan nomor incarannya, dia pun begitu. Akhirnya, kami punya nomor incaran masing-masing. Singkat cerita, aku dan incaranku jadian.
Aku adalah pacar pertamanya. Dia sangat menyayangiku (begitu katanya). Apalagi ini kali pertama dia. Bahkan ketika ibunya sedang berlibur ke luar negeri, aku dibelikan baju. Wow! Aku sempat ingin serius dengannya karena merasa kami cocok. Tapi… ada pelakor yang datang. Aku bertemu dengan seorang wanita dan dibutakan olehnya. Prinsipku sebagai fakboi adalah tidak boleh selingkuh. Cukup satu pasangan walaupun ada empat slot. Akhirnya, kuputuskan dia demi seorang pelakor. Ternyata, pelakor memang busuk. Baik di awal dan terlihat tabiat jeleknya. Kami hanya pacaran beberapa hari karena aku sadar kesalahanku.
Hampir Kejadian
Aku pernah entah kenapa memacari seseorang wanita yang liar. Orang ini menikah saat kelas 1 SMA karena “kecelakaan”. Aku menjadi pacarnya selama seminggu di kelas 3 SMP. Bisa dilihat betapa nyarisnya. Kami pernah sekali berboncengan berdua. Malamnya, dia mengajakku ciuman di jembatan. Ya, di jembatan! Di sini ada jembatan yang mirip dengan di Sidney dan sering jadi tempat tongkrongan. Aku yang memegang tangan pun jarang tapi sebagai naluri lelaki, aku mengiyakan. Otak nakalku menguasai, nafsu mengambil alih. Padahal itu di jembatan yang dilalui orang umum, nafsu memang membuat bodoh. Sehari sebelum kejadian itu, kami putus. Dia yang mengakhiri. Setelah kutelusuri, ternyata dia balikan dengan mantannya. Mirisnya lagi, selama pacaran (seminggu) denganku, dia masih bercumbu dengan lelaki itu.
Beginilah kisahku zaman mengenal cinta sampai dengan SMP. Masa-masa percintaan fakboi berakhir di SMP. Saat SMA, aku mulai belajar tentang arti cinta sesungguhnya. Walaupun baru ketika kuliah aku hampir bisa memaknai. Setidaknya saat SMA pacaran bagiku bukan sekadar senang-senang dan semuanya adalah keseriusan. Walaupun masih gonta-ganti tapi kali ini memang karena prinsip, bukan bosan. Cerita masa SMA kubahas di Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa Mengenal Arti Cinta.
Leave a Reply