Langkah Kecil ke Rumah

Setiap kesuksesan dimulai dari langkah kecil, prestasi Lionel Messi sebagai pesepakbola handal pasti dimulai dari satu sepakan kecil, Usain Bolt sebagai manusia tercepat di bumi pun pasti dimulai dari belajar merangkak. Apapun hasil besar yang kita temui, semuanya berawal dari langkah kecil. 

Kisah Perjalanan Ke Rumah 

Alkisah ada dua orang anak yang pulang dari sekolah. Keduanya terbiasa untuk pulang sekolah menggunakan sepeda masing-masing. Sebut saja nama anak itu Budi dan Andi, mereka adalah kakak beradik yang hanya berjarak satu tahun. 
Hari itu, sepeda Andi bannya kempes sehingga tidak bisa berangkat menggunakan sepeda. Layaknya sepeda laki-laki, kedua sepeda mereka tidak bisa untuk membawa dua orang sehingga Andi terpaksa diantar oleh orangtuanya sedangkan Budi tetap bersepeda. Kenapa Budi tidak diantar juga? Ini karena ayah mereka hanya punya satu sepeda motor dan kesulitan kalau membawa dua anak sekaligus. 
Andi kesal tidak bersepeda. Loh, kok bukan Budi yang kesal? Kan gampang toh Andi kan jadi tidak perlu capek berangkat sekolah. Masalahnya adalah ayah mereka tidak bisa menjemput pulang sehingga Andi harus pulang dengan jalan kaki. Tidak terlalu jauh memang jarak sekolah dan rumah mereka, tapi namanya jalan kaki pasti capek kan. Lalu, tibalah saat pulang sekolah. 
Andi pulang dengan berjalan kaki dan Budi naik sepeda. Di tengah teriknya matahari, Andi harus berjalan kaki sendiri sedangkan saudaranya Budi pasti sudah sampai ke rumah dan bisa minum es teh manis buatan ibu. Terbayang di pikiran Andi kalau Budi pasti di rumah sudah duluan main playstation. Padahal biasanya Andi selalu memacu sepedanya begitu cepat agar sampai di rumah duluan dan main game lebih dulu. Dan tiap saat Andi selalu tepat waktu, setidaknya sampai hari ini tiba. 
Andi berjalan pulang dengan kesal. Ia harus melangkah di tengah teriknya matahari. Tapi di tengah kesalnya, makin lama ia melangkah ia makin sadar kalua ternyata jalanan menuju rumah sangat indah. Ada taman yang dulu waktu kecil menjadi tempat bermainnya dengan Budi. Ada pula warung tetangga tempat membeli es teh. Ia juga melewati rumah teman sebayanya yang dulu menjadi tempat main playstation sebelum ia dibelikan oleh ayahnya, tentunya dengan merengek dan guling-guling di jalan. 
Andi berhenti dan tertawa sendiri teringat kalau sekarang ia baru melewati jalan tempat dulu ia guling-guling dilihat oleh satu kampung. Lalu ia tiba-tiba sadar satu hal dan bertanya-tanya dalam hati, kenapa Budi tidak pernah sampai rumah lebih dulu. Apakah semata-mata karena Andi ngebut? 
Terdengar dari jauh Budi memanggil. Ternyata ia ada di warung membeli es teh. Andi menghampirinya dan terkaget melihat sepedanya terparkir disitu. Budi menjelaskan kalau tadi dia ngebut ke rumah dan langsung ke bengkel untuk mengganti ban Andi, lalu buru-buru lagi ke warung buat beli es teh, minuman langganan Andi waktu dia main playstation. 
Andi baru tahu ternyata selama ini Budi yang membelikannya es teh untuk menemaninya main playstation. Itu juga alasan kenapa Andi selalu sampai rumah duluan. Dan sambil berjalan tadi Andi juga baru sadar ternyata banyak hal menarik yang didapat dari langkah-langkah kecil. 

Langkah Besar Dimulai Dari Langkah Kecil 

Perjalanan hidup sama seperti kisah Budi dan Andi. Tiap orang punya jalannya masing-masing. Apa yang harus kita lakukan agar dapat memaknai tiap langkah yang ada agar langkah besar bisa tercapai?

Nikmati Tiap Langkah yang Ada 

Sama seperti Budi, ketika kita terburu-buru, ada banyak hal yang terlewat di sekitar kita. Terlalu tergesa membuat sekitar menjadi hal yang tidak penting, hanya tujuan yang ada di hadapan mata. Padahal adakalanya kita perlu istirahat, adakalanya langkah yang terambil hanya sedikit entah apapun penyebabnya.
Nikmati setiap langkah itu, liat sekitar dan ingat kembali sejauh mana kita sudah melangkah.

Jangan Terburu-buru

Tidak cepat-cepat bukan berarti lambat atau malah tidak melakukan apa-apa. Terlalu tergesa kadang hanya membuat kita lelah tanpa ada hasilnya. Semua butuh proses dan semua langkah besar berawal dari yang sederhana namun dilakukan secara konsisten.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *