Masih teringat ketika ada fake trailer tentang Dora. Aku tau saat itu ini bukan trailer resmi, tapi aku tetap berharap Dora benar-benar dibuat live-action. Saat info resmi film Dora, aku langsung memasukkannya ke dalam salah satu film wajib nonton. Dora bukan kartun favorit, tapi aku tidak pernah ketinggalan menonton tiap episodenya.
Dora and The Lost City of Gold bercerita tentang petualangan Dora (yang sudah remaja) menyelamatkan kedua orangtuanya ketika sedang mencari sebuah kota tua yang dipenuhi emas, yaitu Parapata. Alur pengisahan pada film ini bergerak maju. Di awal ada penampilan dari Dora kecil (Madelyn Miranda) tapi sebagian besar film berisi Dora dewasa (Isabela Moner).
Sebagai sebuah live action dari kartun yang tujuan utamanya adalah melatih partisipasi balita, film ini secara mengejutkan menghadirkan beberapa hal dari kartun yang sepertinya mustahil. Salah satunya adalah adegan Dora bertanya kepada penonton. Ya, Dora and The Lost City of Gold juga menghadirkan adegan tersebut.
Karena film ini ditujukan untuk anak-anak, maka adegan-adegan yang ada pun semata-mata untuk tujuan hiburan. Tidak perlu ribet memikirkan logika ketika menonton film ini. Jangan heran ketika tidak ada cedera saat terjatuh dari tebing atau masih sehat setelah ada yang makan coklat yang disimpan bertahun-tahun. Ini memang untuk anak-anak, berbeda dengan Conan yang walaupun kartun tapi memang ditujukan untuk remaja dewasa. Satu lagi, jangan kecewa karena satu-satunya adegan ciuman disensor. Sekali lagi, ini film anak-anak.
Petualangan yang dihadirkan lumayan menarik. Beberapa jokes yang ditampilkan juga mampu membuat gelak tawa, apalagi untuk anak-anak, berbeda dengan garingnya Asterix. Sayangnya CGI yang ada terkesan sangat kasar. Memang anak-anak tidak akan memperhatikan hal ini, tapi sayang sekali film sebagus Dora malah memiliki CGI setara tayangan sinetron Indosiar.
Hal lain yang luput dari perhatian anak-anak namun akan begitu tampak bagi orang dewasa adalah konsistensi binatang yang bicara. Swiper sejak awal penampilannya diperlihatkan bisa berbicara sedangkan Boots tidak. Memang logika tidak diperlukan di sini, tapi kalau satu bisa bicara, kenapa yang lain tidak?
Terlepas dari hal-hal tersebut, film ini sangat tepat menampilkan Dora remaja dibandingkan versi anak-anaknya. Perbedaan ini disebabkan adanya pesan yang ingin disampaikan. Menurutku, pesan tersebut berhasil dieksekusi dengan baik.
Pembukaan dan penutupan film pun sangat mengingatkan dengan versi aslinya. Bahkan ada penyempurnaan di bagian akhir yang menurutku sangat cocok dengan generasi sekarang. Dora and The Lost City of Gold menurutku berhasil mengadaptasi kartun dengan cukup baik, lebih baik daripada Lion King
Buat kalian yang ingin mengajak anak atau adik ke bioskop, Dora bisa jadi pilihan. Bagi yang ingin bernostalgia dengan karakter ini, sangat dianjurkan untuk menonton petualangan Dora remaja. Bersiaplah dengan satu kejutan yang menarik bagi yang selalu mengikuti kartun Dora. Selamat menonton!
Leave a Reply