Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa Fakboi Part 1

Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa Fakboi
Tolong… lihat aku,
dan jawab pertanyaanku,
mau dibawa kemana…
hubungan kita…

Ada yang pernah mendengar atau bahkan menyanyikan lagu itu? Setidaknya kita berada di masa yang sama. Walaupun saat itu aku menyanyikannya di waktu SD. Ya, kelas 6 SD. Kisah cinta monyet pertama ketika rasa cinta pun tidak tau bagaimana bentuk dan wujudnya. Cinta ini hadir karena dipaksa. Inilah akibat tidak pernah bergaul dengan sesama manusia.

Napak Tilas Percintaan

Kehidupan kisah kasih manusia selalu menarik untuk diceritakan. Kisah ini sepertinya akan panjang, menguak cerita yang sebenarnya. Fakta aktual yang tidak terbantahkan. Tidak ada nama yang akan disebutkan karena biarlah yang bersangkutan merasakan kalau ia dibicarakan. Mari dimulai ketika lagu D’Bagindas “C.I.N.T.A” kukenal.

Hanya Karena Ditanya

“Kam ada katuju wan binian lah? (Kamu ada suka sama cewek gak?)” pertanyaan yang entah kenapa sangat kupikirkan. Padahal andai saat itu aku menjawab TIDAK, semuanya mungkin berbeda. Mungkin efek kekuatan ketika aku pukul-pukulan atau karena ingin tidak terlihat cukup. Entahlah, aku tidak punya alasan untuk berpikir keras tapi tidak bisa menjawab kenapa tidak menjawab simpel.

Kepalaku berkeliling ke muka-muka anak perempuan yang sering kuajak ngobrol, otakku mengacak muka mereka dan tampillah satu muka. Kusebut nama dia untuk menyebut cewek yang kusuka. Sejak hari itu, aku berusaha untuk membuat diriku suka dengan wanita yang kumaksud. Hasilnya nihil. Teman-temanku pada menggoda ketika aku dekatnya, aku malah bingung, hari itu aku belum mengenal suka apalagi cinta.

Asal Mancing

Masih saat SD, ini sepertinya menjelang akhir-akhir. aku menembak orang yang (katanya) kusuka dengan lagu D’Bagindas. Diterima? Tentu tidak. Kesal? Aku pun sebenarnya bingung untuk apa aku menembak dan apa artinya pacaran. Tapi karena perasaan tidak mau kalah, aku harus menaklukkan wanita lain. Isenglah kutembak anak kelas lain. Aku asal memancing dan ternyata dapat. Bisa dibilang, dia mantan pertama tapi aku mengakui mantan pertamaku yang lain. Kenapa? Karena rasa suka yang kupahami baru muncul bukan saat pertama pacaran.

Bosan Ganti

Berlanjut ke masa SMP. Cerita-cerita di bawah akan berada di timeline SMP-ku. Ini adalah masa-masa fakboi. Aku sudah puber, tertarik dengan lawan jenis, tahu arti suka tapi tidak paham makna cinta yang sebenarnya. Ada belasan mantanku saat SMP. Aku tidak pernah pacaran dengan makan bareng di luar, bahkan di kantin pun tidak. Beberapa bahkan tidak pernah kusentuh tangannya apalagi yang lain. Pacaranku cuma berkutat di SMS. Jadian, saling bertukar kata “sayang”, sampai putus, semuanya di SMS. Pacaran pun tidak berlangsung lama, sebulan mungkin sudah rekor kala itu. Kalau bosan ganti. Fakboi sekali.

Putus Takut Orangtua

Aku pernah pacaran dengan murid pindahan. Sebagai fakboi, tentunya ada murid pindahan dari kota dan terkenal inginnya memiliki. Bukan karena suka, tapi ingin menunjukkan kemampuan saja. Tidak perlu waktu lama, berbekal kekuatan seorang fakboi sejati, kami jadian. Ada hal yang berbeda saat dengannya. Dia adik kelas dan aku beberapa kali antar jemput. Semacam ojol. Satu ketika dia berkata, “Yang, besok mama ultah, kamu datang ya, sekalian kukenalin,” malamnya kami putus. Siapa yang mengajak putus? Tentu aku.

SMP adalah masa-masa yang begitu jauh dari masa depan. Aku belum memikirkan sejauh itu. Toh pacaran cuma untuk senang-senang. Apalagi sebenarnya orangtuaku melarang untuk pacaran. Daripada nanti malah menambah masalah dan menghasilkan suatu keterikatan, aku memilih mundur. Terlalu cepat untuk kenal dengan orangtua pacar saat SMP.

Ini baru setengah dari kisah perjalanan sebagai fakboi. Lanjutannya bisa dibaca di Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa Fakboi Part 2


Comments

25 responses to “Perjalanan Cinta (Monyet)ku: Masa Fakboi Part 1”

  1. Perjalanan masa-masa yang belum ada pemahaman, baru ikut-ikutan aja nih.
    Ahh … masa itu adalah masa anak-anak ya.

  2. Wkwkwkkw jadi kesimpulan sementara belum ada yang sangat di sukai yaa. Btw… Zaman SD cinta-cintaanya (pacaran) pakai surat gitu gak sih? Sok romantis gtu? HahHaha

  3. Hahaha…mengingat masa-masa indah sungguh mengasyikkan. Seru juga perjalanan cinta monyetnya, kadang ketawa2 sendiri jadinya.

  4. Perjalanan jadi sang pengagum wanitanya bikin mesam mesem. Bukan apa-apa, pasalnya aku berasa tua sekali karena dengar lagu tersebut saat usiaku bukan usia sekolah. Hehehe

  5. Ceritanya mengingatkan masa lalu yang penuh keunikan.

  6. Iya saat SMP itu adalah masa labil-labilnya remaja. Biasanya memang belum memikirkan masa depan. Tetapi dengan berjalannya usia maka akan bisa berfikir jauh ke depan. ..

  7. Hahaha… ada-ada aja. Tapi oke sih tulisannya. Seru, dan jadi tahu dirimu di masa lalu, kak. Jadi sekarang gimana? Udah nggak dalam masa fakboi lagi kan ya? hahaha

  8. Eh orang Banjar kah pian nih? wkwkw. Lucu sih kisahnya dari mata cowok. Jadi selama ini ternyata (rata-rata) cowok hanya ingin menunjukkan kemampuannya ya haha.

  9. yampun fakboi bisa ya dijadikan tulisan begini hahaha, banyak bener ini pengalamannya bisa dijadikan novel pasti seru.

  10. haha saya ngakak pas baca "semacam ojol". Btw saya deg2an lho baca artikel ini, scr anakku 2 orang yg gedhe2 sdg duduk di bangku SMP, di kelas 1 dan kelas 3, gimana dg mereka yaa…

  11. Wakakakak baca ini langsung inet barusan ngisi ujian Fakgirl di gugel form. dan nilaiku adalah 120 guys wakakaakak… kalau ujian fakboy ada juga gak kak?

  12. Bhahhaha. Cinta monyet. Kalau malam mingguan bekalnya nongkrong pisang, ya, Kak? Hehehe. Maaf bercanda.

  13. Masih SD sudah menembak teman? Ya ampun.. sebagai ibu dari anak kelas 6 dan 9 rasanya kaget. Hihihi
    Untunglah tidak diterima.
    EH Tapi kalau diterima… gimana ceritanya ya

  14. sungguh perjalanan cinta yang penuh dengan warna-warni, ditunggu part selanjutnya mas bro.

  15. Banyak kisah fakboynya ya. Kalau dingat-ingat itu jadi lucu dan menarik

  16. Rata2 kita punya kisah seperti itu di masa kecil. Cuma tidak semua 'mampu' menuliskan nya. Lanjutkan !

  17. Saya pertama pacaran itu SMP, SD mah terabasssss harus juara kelas terus. Dulu juga SMP kalo gak masuk 3 besar ayah bakal marah dan banyak deretan hukuman harus ditanggung. Makanya mikir-mikir benar mau pacaran. Nah, pas SMA nih, baru deh punya pacar yg diakui dan berani dibawa ke rumah, walaupun gak ada satupun di antara mereka yg berjodoh. Wkwkwk. Kalo terima surat cinta mah banyakkkkkkk. Saya malah suka koleksiin surat cinta yg saya terima pas SMP SMA di lemari. Bukan karena apa-apa, tapi karena kertasnya wangi. Bisa sekalian jadi pewangi lemari. Hahahaha.

  18. detil amat kak bahas cinta monyet nya jadi ketawa sendiri hehe…tulisan menghibur dikala wfh..

  19. Yuhuu … baca cerita ini jadi teringat kisah cintaku dulu deh. Memang cinta-cintaan di usia segitu ga ada artinya, ya. Tapi jadi kenangan indah yang ga terlupakan juga. Hahaha. Lanjut dong ceritanya.

  20. jadi mas rifqi ini belum nikah ya? wkwkw bener-bener fakboi lah kau hahahaha, duh tobat de hahha lawak saur2 baca beginian

  21. "Makanya jangan pacaran, masih SMP juga. Jadi susah kan mau dikenalin ke orang tuanya." Kata Mamanya Rifqi wkwkwk

  22. Cinta monyet masa SD memang berkesan ya … lucu dan tak terlupakan. Kalau ketemu si dia gimana ya rasanya? Hihi ….

  23. Hahaha, kirain tadi 'wan' manggil saya kak, rupanya bahasa daerah

  24. Bener2 fakboi ya..smp aja udah ada calon.. saya smp itu masih asik main layangan… baru pas sma.. ada ce yang saya suka..dia juga suka (tapi sama yang lain, bukan saya) hiks…

  25. Ini namanya sudah fakboi sejak dini mas. Hehehe. Kadang laki2 emang gt, deketin cewe cuma mau unjuk kemampuan aja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *