Pernah merasakan sudah nyaman selama dua tahun lalu dipaksa untuk pergi? Ya, di akhir semester kemarin, aku merasakan hal tersebut.

Aku adalah mahasiswa tingkat akhir di Politeknik Keuangan Negara STAN. Aku sudah dua tahun menghuni sebuah kos di suatu gang. Aku hampir menjadi orang kedua (yang kutau) yang menjadi penghuni tiga tahun. Saat DP sudah dibayar dan tentunya sudah melakukan booking jauh hari sebelumnya, “Maaf mas, kosnya mau dijadiin kos cewek,”
BYAR!
Aku langsung mencari info kos. Alhamdulillah aku menemukan tempat yang sesuai. Aku selangkah lagi menuju indekos di sana sampai…
Di suatu tempat di lubuk hati, ada sesuatu yang meronta. Ada sesuatu yang berteriak ingin dikeluarkan. Aku berlari ke sana kemari. Aku mencari sumber dari entitas yang mengganggu pikiran. Kugali di semua titik. Nihil.

Iya, aku lupa bagaimana prosesnya dan apa yang terjadi. Intinya, aku akhirnya memutuskan di tahun terakhirku untuk hidup bersama-sama. Tidak indekos sendiri di satu kamar kecil. Tahun ini, aku menjadi satu dari enam penghuni tetap sebuah kontrakan. Bukan sekadar kontrakan biasa, ini adalah markas dari Organisasi Daerah asal Kalimantan (Mahakam).
Tiap orang di sini punya kepribadian berbeda. Ada hal unik yang dimiliki oleh mereka. Itu sebabnya baru dua bulan, sudah banyak kejadian menarik yang terjadi. Selain enam orang penghuni tetap, ada beberapa penghuni tambahan yang ikut meramaikan. Mereka adalah para mahasiswa tingkat akhir yang memerlukan tempat untuk melepas penat.

Inilah tempat yang akan kudiami setahun ke depan. Bahkan sepertinya sampai aku benar-benar selesai berjuang di sini. Kuharap aku bisa berjuang di sini sampai selesai. Semangat!