Sebagai orang perantauan, tentu teman satu daerah adalah salah satu teman paling dekat. Persamaan bahasa dan juga budaya membuat kami cepat akrab, ditambah sama-sama merantau, berbeda pulau dengan kampung halaman.

Kebetulan teman sekos sepulau denganku. Ketika teman yang lain harus menahan memakai bahasa daerah karena tidak ada teman mengobrol, ketika pulang kuliah, terutama malam hari, aku bisa bebas mengobrol bahasa daerah.

Walaupun kami satu pulau, mengobrol dengan bahasa daerah yang sama, kami punya perbedaan. Setiap orang kesukaannya berbeda, termasuk kami berdua. Hampir tiap malam kami mengobrol, biasanya teman sedaerah yang lain ikut nimbrung. Tapi, ada satu hal yang sering terjadi.

“Oy, main PES nah, gatal tanganku,” (Oy, main PES yuk, tanganku gatal nih) ucapku.

Temanku ini selalu menolak dengan alasan belajar, “Aduh ai, kena gin lah, esok kuis akun nah.” (Haduh, nanti aja ya, besok kuis akun nih.)

Yap, kami berbeda dalam satu hal, masalah belajar. Bukan kok, aku bukannya malas, cuma cara belajar yang beda. Ketika waktunya belajar ya aku belajar tapi kalau main, ya aku main, hehe.

Jadi biasanya itu ketika kami ngumpul itu temenku selalu berkutat dengan buku, biasanya Buku Kieso. Aku biasanya bermesraan dengan joystick. Pemandangan yang sangat jauh berbeda.

Untuk mengatasi perbedaan ini, kami punya satu kesamaan lain. Kami sehatea. Ya, teh hijau tidak pernah absen ketika kami berkumpul. Sebagai teh yang punya segudang manfaat, bagi kami teh hijau menjadi cara menyatukan perbedaan. Selain itu tentu mempererat persaudaraan sebagai orang-orang yang disatukan karena merantau.

Teh Hijau Kepala Djenggot selalu menjadi pilihan teh hijau yang terbukti membuat kami selalu sehat di perantauan. Biasanya ketika aku sudah mulai bosan bermain dan temanku mulai kelelahan (otaknya), kami langsung menyeduh teh. Suasana malam yang dingin berubah hangat ketika Teh Hijau Kepala Djenggot diseduh.

Ketika jauh dari rumah, teman-teman sepulau sudah kuanggap sebagai saudara. Tiap malam, mengobrol santai ditemani segelas teh hijau menjadi salah satu caraku melepas rindu.

Kalian juga punya cerita soal #sehatea, persahabatan dengan orang yang berbeda tapi tetap bisa bersama? Silahkan share di kolom komentar atau tulis di blog kalian. Mari sampaikan pada dunia bahwa walau berbeda-beda tapi #sehatea jua.