Tiap kali aku memberitahukan tempat kelahiran, hampir semuanya merespon seperti di atas. Bahkan ada yang langsung ngajak berbincang dengan bahasa jawa. Untungnya aku tau sedikit kosakata bahasa jawa, jadi biasanya aku bisa merespon walaupun dengan bahasa indonesia.
Aku blasteran. Orangtuaku menyebut anak-anaknya keturunan ‘Baja’, Banjar-Jawa. Ibuku adalah suku banjar, suku yang mendiami daerah Kalimantan Selatan. Ayahku lahir di Jawa Timur dan merupakan suku jawa. Dari mereka berdua lahirlah aku di tanah Kalimantan. Mungkin karena memang ayahku yang jawa tulen membuat keturunannya masih memiliki tanda-tanda jawa walaupun aku berada di rahim seorang ibu suku banjar dan menghabiskan masa kecil di Kalimantan.
Setelah 17 tahun kuhabiskan di Kalimantan, tanah kelahiranku dan ibu, sekarang waktunya menjejakkan kaki di tanah kelahiran ayah. Sudah setahun lebih aku berada di Jawa. Waktu kecil aku hanya mendengar bahasa jawa dari perbincangan ayah dengan keluarga melalui telepon atau beberapa guru yang kebetulan keturunan jawa. Suasana kelas sangat riuh dengan bahasa banjar, bahkan sesekali bahasa bakumpai, kadang disebut juga bahasa dayak. Sekarang aku di jawa, setiap hari telingaku ramai dengan bahasa jawa dari berbagai daerah. Di sini aku jadi tau bahwa walaupun sama-sama disebut bahasa jawa, nyatanya logat dan kosakatanya berbeda.
Jawa adalah tempat yang sangat menarik. Apalagi aku tinggal di sebelah ibukota Indonesia. Di sini banyak bangunan tinggi, apalagi tempat hiburan. Dulu untuk pergi ke mal perlu waktu 1,5 jam. Sekarang ingin menyambangi tiga mal seharian juga bisa. Dulu demi mendapatkan makanan yang berbeda dari biasanya perlu menunggu acara tertentu. Sekarang mau makan apa saja bisa.
Tapi, sebagus apapun Jawa, tetap ada yang tidak ada di sini. Ayah, ibu, dan adik. Mereka tetap di Kalimantan. Sebanyak apapun mal, rumah (bukan kosan) adalah tempat paling nyaman. Seenak apapun makanan di sini, masakan ibu tetap selalu kurindu.
Jadi, satu hal yang selalu kunanti
PULANG
Satu hal yang paling dinanti anak perantauan adalah pulang. Anak rantau beda pulau tidak bisa pulang semudah anak jawa yang bisa dengan mudah naik kereta (walaupun nyatanya tidak semudah itu juga). Bahkan kami tidak bisa pulang semudah anak Lampung yang tinggal menyeberangi selat. Anak Kalimantan harus menyeberangi laut, bukan cuma selat. Transportasi yang paling cepat tentunya pesawat.
Sebagai anak rantau yang kuliah di tanah rantau pun dengan duit negara, tentu tidak bisa pulang seperti pergi dari satu mal ke mal lain. Kalau anak Jawa berburu tiket kereta termurah, anak Kalimantan berburu tiket pesawat termurah.
Aku sudah beberapa kali pulang selama merantau. Tiap kali ingin kembali ke Kalimantan, pilihanku selalu jatuh di Traveloka. Fitur Best Price Guarantee dari Traveloka sudah menjadi pemantap hatiku untuk memesan tiket di sini. Dengan fitur ini, tidak perlu ragu lagi dengan harga yang ditawarkan. Ketika ada situs lain yang menawarkan harga lebih murah, silahkan ajukan klaim kepada pihak Traveloka dan selisih harganya akan diganti dengan kupon diskon.
Bukti bahwa Traveloka selalu menjadi pilihanku untuk pulang |
Sebenarnya banyak keunggulan dari pemesanan tiket pesawat dan juga pembelian keperluan lain di Traveloka, tapi fitur satu ini yang membuatku percaya untuk selalu memesan tiket pesawat di sini. Dan selama ini, Traveloka selalu terbukti memberikan harga termurah.
Untuk para perantau yang ingin pulang, terutama yang pulang dengan terbang, Traveloka seharusnya jadi pilihan tanpa pikir panjang.
Traveloka dulu, lepaskan rindu kemudian