Hari Selasa tanggal 16 Mei 2017 di Gedung G Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) diadakan Aktivasi BI Corner dan Talkshow bertema “Masa Depan Financial Technology di Indonesia”. Sebenarnya ada jadwal kuliah PPh (Pajak Penghasilan) hari itu, tapi karena sehari sebelumnya dosen memberitahukan tidak bisa hadir, untuk pagi yang lebih berfaedah, aku ikut acara ini.
Karena diadakan di hari perkuliahan, hanya ada beberapa mahasiswa yang menghadiri acara ini. Sisanya adalah pejabat dari lingkungan PKN STAN dan perwakilan pihak yang bersangkutan. Acara yang merupakan kerjasama PKN STAN dengan Bank Indonesia (BI) dan Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI).
Setelah acara dibuka, para hadirin diajak ke Gedung P (Perpustakaan) PKN STAN untuk sama-sama menyaksikan peresmian BI Corner. Setelah sambutan dari Ketua Senat PKN STAN yang juga Kepala Jurusan Pajak yaitu Fadlil Usman dan Perwakilan BI, peresmian dilakukan dengan pemotongan pita oleh Fadlil yang dilanjutkan pemotongan tumpeng.
Sumber : Twitter @pknstanid |
Setelah sesi foto bersama, hadirin kembali dibawa ke Gedung G untuk mengikuti talkshow. Sebelum dimulai, ada pemutaran video tentang salah satu program BI yaitu Lembaga Keuangan Digital (LKD) kemudian persembahan dari Mahasiswa PKN STAN berupa penampilan biola dari Pahrevin, Prodi D1 Kepabeanan dan Cukai.
Talkshow yang dipandu Kepala Unit Perpustakaan yaitu Ambang Aries Yudanto dan diisi oleh Perwakilan BI yaitu Retno Astriningtyas Soejoedono ini membahas tentang Financial Technology (Fintech) yang ada di Indonesia. Secara tidak sadar, kita sudah menggunakan fintech dalam kehidupan sehari-hari mulai dari rumah, perjalanan, sampai kantor. Dulu fintech hanya berupa ATM, tapi sekarang bisa berupa berbagai hal seperti e-commerce, jasa transportasi online, dan jasa pembayaran yang tidak melulu harus menggunakan transfer bank.
Sumber : Twitter @pknstanid |
Wanita yang akrab disapa Tyas ini menjelaskan kalau fintech merupakan perpaduan teknologi dan financial services. Efeknya sendiri adalah orang tidak perlu lagi pergi ke bank untuk urusan financial karena dengan fintech hanya perlu melalui smartphone. Saat ini juga pertumbuhan fintech di Indonesia sudah sangat pesat dan Presiden Republik Indonesia, Jokowi, menargetkan ada 1000 startup digital di Indonesia pada 2020 yang dikenal dengan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Untuk mensukseskan gerakan tersebut dan mempertahankan agar fintech tidak mati, BI mendirikan Bank Indonesia Financial Technology Office pada November 2016 sebagai Fasililator, Business Inteligence, Assessment, dan Coordination & Communication. Selain itu BI juga mengeluarkan regulasi yaitu Regulation Sandbox.
Selain menjelaskan tentang Fintech, Analysis Manager Bank Indonesia ini juga mengatakan dengan mendirikan Pojok Baca (BI Corner) di beberapa tempat seperti sekolah, universitas, dan perpustakaan, diharapkan bisa menambah pengetahuan dan literatur yang berkualitas di bidang ekonomi dan moneter. Setelah pemaparan materi diadakan sesi tanya jawab. Walaupun hanya diikuti oleh segelintir mahasiswa, tapi antusias untuk bertanya sangat tinggi terbukti dengan diadakannya dua sesi tanya jawab yang masing-masing diberikan kesempatan kepada tiga penanya.
Sebelum acara ditutup ada games berupa kuis online yang berhadiah e-money bagi tiga penjawab dengan poin terbanyak. Karena kurang gercep dan hanya bisa menjawab 9 dari 10 pertanyaan (walaupun juara kedua dan ketiga juga hanya bisa menjawab 9), aku harus puas berada di posisi keempat dengan hanya terpaut 21 poin dari posisi ketiga. Yang mengejutkan adalah juara pertama yang memakai nickname “jagoanneon” yang ternyata adalah moderator yaitu Ambang.
Wah, Pak, kasih aku lah hadiahnya, hehe.
Leave a Reply